Rabu, 04 Juni 2008

HIKMAH DIBALIK KUASA ILLAHI


( maaf foto-foto kejadian selama banjir masih di bojonegoro blm gue pindah filenya )


Mungkin cerita ini saya dedikasikan pada orang2 yang lg menerima cobaan oleh Alloh, akan misteri Ilaahi, Dan pastilah ada hikmah di balik kuasa Alloh . Cerita ini mungkin saya awali dari perkenalan q di tahun awal april 2004 dengan seorang gadis bernama sulistyawati faradisa, dia asli bojonegoro tepatnya di desa Temu, Kec. Kanor dan kebetulan kita dari kampus yang sama Universitas Negeri Surabaya tetapi beda jurusan, qt sama-sama 6 bulan jomblo, perkenalan q berawal dari dia menginap di kost adik kost aq, singkat cerita kami jadian tgl 24 april 2004. Hubungan kami sering penuh dengan suka duka, duka nya kami selalu mendapat teror dari mantan pacar aq. Dia selalu telpon pacar q dengan menceritakan hubungan kami yang ( disensor ) tp sebatas gaya pacaran anak muda lo....eit jgn negatif thinking lo,,,Tapi untunglah pacar aq bisa menerima aq apa adanya. Kami memang serius dan capek untuk bermain-main. Alhamdulillah kedua orang tua kami sama2 mendukung dan memberi lampu hijau pada kami, untuk membuktikan rasa cinta q padanya gue lamar ma dia bertepatan pada hari Ultahnya tgl 23 april 2007. Dan tgl 5 mei keluarganya berkunjung ke rumah q untuk memberi jawaban atas lamaran q. Akhirnya kedua keluarga sepakat tgl 3 januari 2008 kami melaksanakan ijab kabul, dan tgl 6 januari 2008 acara resepsinya. Kami 7 bulan mulai mempersiapkan segala pernikahan kami, dan dari sini masalah demi masalah muncul, dari hal yg logis maupun hal yang termasuk mitos. Gue jg heran, itu mitos ato hanya kebetulan saja. kata orang jawa masa menuju pernikahan itu banyak sekali godaannya, yg saya alami memang betul2 terjadi di waktu itu kenapa banyak gadis mendekati aku, telpon, sms yg mesra2 dan ada yg ngajakin jalan. Untunglah gue bisa menahan untuk tidak menghianati pasangan. Mungkin di eropa terkenal dengan pesta bujang, yaitu pesta untuk melepas masa lajang. Berlanjut dari situ saya mulai dari foto pra wadding,, buat undangan nikah, kebetulan yang setting undangan ini temanku. Dalam buat undangan ini saya pesen 3 jenis, bt undang tamu q, undangan tamu mertua q dan undangan tamu kakeknya istri q. Pengennya undangan yang buat tamu kakek gue bikin yang bagus biar pantes. eh boro-boro dapet sanjungan dari kakek malah undangan yang sudah jadi bagus di buang ma kakek di depan mata q. emang sih klu menurut gue gue dan istri salah mode undangan kakek dan anak muda jaman sekarang to beda banget. kata kakek ku undanganya ko kaya buku dan ga kaya undangan.,pengenya jg ketawa tp namanya kakek yg lahir di thn 1932, undangan bentuk gt dimata mereka ga lazim,,,tp untunglah kedua calon mertua q menasihati q, jgn sampai di masukkan hati. Ada hal aneh juga waktu itu, ketika gue dan teman gue dari surabaya ke bojonegoro membawa foto pra wadding kami dengan sepeda motor, e,,,dalam perjalanan sepeda mtr q banya bocor sampai 2 kali, wadung,,,panas lagi,,n ,,sepeda nya gue tuntun untuk cari tempat tembel ban...aduh sorooo poooollll !!!
Dan cerita kelabu ini ketika gue liat di televisi pada tgl 28 desember, Kota solo dan daerah jawa tengah di guyur hujan yg terus menerus dan menyebabkan waduk GAJAH MUNGKUR tidak bisa menampung air karena terjadi pendangkalan. Banjir kelabu itu menenggelamkan 14 kecamatan di daerah BOJONEGORO.Daerah sekitar waduk dan daerah aliran bengawan solo terjadi banjir, Malam harinya jam 18.00 saya coba kontak calon istri saya, ternyata banjir sudah masuk desa tetapi belum sampai masuk kerumah,gue semakin khawatir, tiap jam gue selalu kontak menanyakan khabar. Besok harinya tgl 29 Desember pagi jam 07.30 saya ditelpon calon istri gue kalau banjir sudah masuk ke halaman rumah tetapi belum sampai masuk rumah,,,gue semakin khawatir bayangkan tgl 3 januari 2008 kami akan melangsungkan pernikahan. Dan selama 7 bulan kami rencanakan segala keperluan,,,! Akhirnya jam 15.30 saya dikabari lagi bahwa air sudah masuk rumah dan ketinggian air sudah setinggi mata kaki orang dewasa. Hatiku benar2 galau, tetapi calon istriku menyakinkan gue kalau banjir seperti itu biasanya 1 hari sudah surut, dan meminta gue untuk tidak khawatir.Saya bilang calon istri gue untuk meringkasi surat - surat penting seperti ijazah, sertifikat tanah untuk di jadikan satu , untuk jaga2 klu air naik lagi.Banjir ini menurut calon istri ku adalah banjir terbesar dalam sejar desa itu dan baru pertama kali . Akhirnya saya memutuskan pulang ke magetan karena memang tgl 29 desember 2007 ini adalah cuti nikah ku selama 2 minggu. Jam 16.30 saya dan teman saya pilang mengendarai sepeda saya, sampai di jombang hati ku tida enak banget entah kenapa gue selalu inget terus ma calon istri gue,,,tanpa pikir panjang gue minta tolong ma temen gue klu gue mau ke bojonegoro saja,dan teman saya mengizinkan. teman saya melanjutkan perjalanan dengan naik bus sedangkan saya berbelok arah dari jombang menuju bojonegoro tetapi saya tidak call calon saya karena batery hp istri gue habis. Perjalanan gue tempuh dengan waktu 1 jam dari jombang menuju Babat Lamongan, betapa takutnya gue ketika gue melihat pemandangan di sekitar aliran begawan solo di kota babat, tanggul pembatas yg tingginya 5 m hampir rata dengan air dan ketika itu gue dengar kabar klu babat air suda masuk kerumah-rumah warga,,,gue semakin khawatir,.untunglah air belum masuk ke jalan raya bojonegoro timur karena jaraknya kurang lebih dari aliran begawan 25 km,Saya memutuskan untuk singgah kerumah teman saya yg rumahnya di sebelah selatan raya.Ketika sampai waktu itu sekitar jam 18.00 sore, barang2 saya, saya titipkan dirumah teman ku dan saya ke lokasi dianter sama temanku. Gue hanya memakai celana pendek dan hp gue masukan kantong plastik untuk berjaga biar tdk kena air. Disepanjang jalan masuk menuju desa banyak masyarakat mendirikan tenda2 yg sudah berjubel2 pengungsi. Ketika sampai di perempatan desa air suda masuk setinggi mata kaki, gue mumutuskan turun dari motor dan memilih berjalan menuju rumah calon saya, hati saya begitu miris sekali karena air sudah masuk dan orang2 lalu lalang dengan mimic yang panic, listrik padam dan gelap gulita hanya ada suara manuasia dan desiran air yang mengalir. Setelah pamitan ma temen gue, gue mulai berjalan kearah rumah yg kira2 jarak nya 10 km kl baru sampai dan butuh waktu 1 jam baru nyampai. Gue berjalan dengan hati yg galau khawatir akan keadaan keluarga calon istri saya, entah apa yg terjadi disana. Berjalan dan terus berjalan sampai air dari mata kaki naik sampai sepinggang orang dewasa ( cos semakin ke utara semakin rendah datarannya ) semakin ke utara semakin sepi orang, semakin mencekam. Ditengah-tengah perjalanan saya bertemu dengan penduduk sekitar dan saya ditanyai dengan senter mereka di muka saya, karena mereka asing terhadap saya saya di interograsi ( mereka takut klu gue ini penjarah ) gue bilang ke mereka kalau gue mau ke desa TEMU mau kerumah Haji MUSTOFA kakek calon istriku. Betapa kaget gue ketika mereka menjawab klu lokasi desa TEMU Air sudah setinggi dada orang dewasa bahkan ada rumah yg tinggal atapnya saja. Gue disuruh kembali ma mereka, pastilah dengan tinggi air segitu orangnya pasti sudah mengungsi. Pikiran q tambah galau,,coz hp calon istriq udah mati coz low battery. Akhirnya gue mumutuskan kembali untuk mencari ketempat pengungsian. Waktu sudah menunjukkan pukul 19.30 wib.Padahal gue dah setengah jalan untuk sampai ke rumah calon. Dalam pikiran yg kalut gue jalan saja sambil berusaha call hp calon istri sapa tau dah aktif,, sungguh Alloh telah mengatur semua ini, dalam perjalan kembali di tengah perjalan gue ketemu ma bapak calon istriq yg kebetula beliau mengevakuasi ibunya dan keluarganya yg ada di Desa Semambung. Beliau menyapaku Mas Wawan,,ko disini <<
air udah mencapai dada orang dewasa.,Tanpa pikir panjang bapak calon mertua mengajak gue untuk balik lagi ke arah rumah,,,meski lelah dan dalam keadaan basah kuyup terkena air,gue memutuskan untuk ikut bapak untuk melihat keadaan rumah.Para pembaca bisa merasakan bagaimana berjalan dibawah air setinggi pinggang, pastilah tambah berat bagettt...gelap lagi dan bahaya juga mengancam. Dalam perjalanan gue terus berdoa smga keluarga dan calon udah mengungsi ditempat yang aman, tiba2 listrik menyala,,,bayangkan ditengah genangan air listrik menyala,,gue sebenernya takut dan awas2,bila ada tegangan listrik yg mengalir apalagi dalam keadaan basah,pastilah semua akan teraliri listrik dan pastilah aliran listrik itu akan menyengat seluruh orang dan seluruh kecamatan yg terkena banjir..Untunglah listrik itu tak lama nyala dan akhirnya mati lagi. Ketika kami sampai diperbatasan desa Temu dan tempat itu berada di antara jembatan, banyak pengunsi berkumpung disitu karena temapt tersebut letaknya agak tinggi, Tetapi kanan kiri jembatan dan rumah air setinggi betis,,Kami berdua disambut hangat oleh mereka dan Kami bertanya apa ada Keluarga Haji Mustofa,,Salah satu dari penduduk bilang ada ,,mereka mengungsi ketempat pak mudin katanya,,tanpa banyak bicara kami langsung kerumah pak mudin di antar salah satu penduduk,,sampai di dalam penduduk tadi bilang ada yg mencari keluaraga Haji Mustofa apa ada? Sampai didalam ternyata yg menyahut calon istri q dan mbah dok ( nenek perempuan caolon istri ku ) Gue langsung berpelukan ma calon istri, calon istri ku menangis histeris dalam pelukannku maklum mungkin masih shok karena acara kami tinggal 3 hari lg. Waktu menunjukkan 21.15 wib. Gue coba menenangkan calon gue,,,untuk bertawakal Kpd Alloh SWT, karena semua ini adalah musibah dan pastilah semua ini pastilah ada hikmah dibalik itu.Kami di situ hanya menjumpai Nenek, adik dan calon istri q. Calon ku bertanya ko mas bisa sampai sini padahal pamitan di telpon gue pulang ke magetan. Gue bilang ketika sampai Kota jomabang gue kepikiran adik, keadaan adik dan mas memutuskan untuk menyusul adik ke bojonegoro. Calonku menangis lagi, dan memeluk aku lagi ( mungkin dia merasa tersanjung melihat aku dan perjuangan q yg perduli dan sangat mengkhawatirkan keadaannya ) Ketika gue tanya apa sudah makan dik, dia jawab mana bisa makan mas dari pagi sampai sore dia dan keluarga ringkas2 barang yg berharga, mana sempat makan so sampai sekarang adik blm makan.. ya belum mas..katanya dia ga mau makan. Tapi mas dirumah masih ada Mbah Kung ( Haji Mustofa ) dan ibu calon mertua q yg lagi hamil tua ( hamil 7 bulan ) Betapa gelisah bapak karena air didesa TEMU sudah setinggi dada dan leher orang dewasa. Coba pembaca bayangkan orang tua dan ibu yg sedang hamil ditengah2 banjir dan gelap gulita dan hawa yang dingin dan kelaparan. . Setelah kami berunding akhirnya kami bertiga ( bapak, adik dan gue ) berangkat untuk evakuasi ibu dan mbah kung. Kami berangkat dengan menggunakan gethek ( terbuat dari pohon pisang yg di rakit dengan bambu ukuran 4 m ) Kami mendorong gethek itu,,,kira untuk sampai dirmh calonku butuh waktu 30 menit, tp yg membikin pengalaman q ini jd ky petualang tim SAR sungguhan,,,badan kami menggigil bercampur laper..apalagi adik calonku wajahnya pucat kedinginan dan maagnya kambuh..tp dia tetap semangat untuk mendorong...disepanjang perjalanan gue melihat penduduk yg masih bertahan dirumah mereka tetapi rata2 mereka tinggal diatap2 rumah mereka. Gue ga semapat berpikir kenapa ko air sudah setinggi itu masih tetap bertahan.Singkat cerita akhirnya gue sampai juga di rumah mertua. Disitu mbah kung bertahan diatasmeja yg ditumpuki dengan kursi dan ibu diatas dipan ( tmpt tidur ) yg ada kursinya, masih ada 3 orang lg. Mbah kung bertanya ,awakmu ko mrene Cung ( panggilan unt anak laki2) ,iyo kung kulo dikabari fara, Ibu jg menanyakan ko mas wawan saget mriki, gue jawab kulo dikbri fara bu,trs saya nyusul kesini.Kami mengajak untuk mengungsi tapi ditentang oleh mbah kung, beliau ga mau untuk mengungsi padahal air sudah setinggi pinggang ( coz rumah mertua q tinggi ) di dalam rumah, klu diluar rumah setinggi leher. Katanya siapa yang mau menjaga rumah dan barang2 gmn nanti klu ada pencuri. Itu alasannya beliau ga mau mengunsi. Klu ibu dan munamah ( keponakan ibu ) mau untuk kita evakuasi. Kita khawatir konsidi kesehatan mbah kung karena udah tua. Dengan suasana yg ky gitu air yg tinggi dan dingin,,Cuma ditemani rokok lintingan ( buatan sendiri ) setelah pamitan ma mbah kung akhirnya kami, membawa ibu dan muntamah,mereka di naikkan ke atas gethek kami mendorong dari belakang. Setelah sampai ketemapat pengungsian kami beristirahat. Sambil berpikir bagaimana mencari tempat yg aman. Waktu menunjukkan pukul 00.30 dini hari. Dan terpikirkan untuk membawa keluarga untuk di evakuasi ke rumah budhe yg ada di desa Mantob Bojonegoro 10 km dari tempat pengungsian. Kita bertiga berangkat kerumah budhe dengan jalan kaki,rasa lelah dan dingin tidak saya rasakan..kami terus berjalan-dan berjalan,ahkirnya kita sampai dirumah budhe,,Rumah budhe sudah tertutup akhirnya kita hanya duduk di depan rumah tanpa berani untuk membangunkan. Akhirnya kedatangan kami mengundang kecurigaan warga yg ada dan berjaga di desa itu, setelah kami ceritakan salah satu orang yg ronda ternyata famili kami dan dia membangunkan rumah budhe. Kita disambut hangat, dibuatkan kopi, dan dipinjami baju sementara, karena baju kami basah kena air dan budhe bertanya la di mana mbah kung dan keluarga yg lain, masih di temapat pengungsian kecuali mbah kung yg masih dirumah. Maksud kami mau kami bawa kesini budhe mbah dok, ibu dan faradisa kata bapak mertuaku, ya bawa kesini aja kasihan disana kena air kata budhe. Akhirnya bapak membawa mobil ofrud ( kebetulan bapak mertua q punya teman yg punya mobil sejenis itu ) yg mungkin bisa tahan air,. Akhirnya dijemputnya mbah dok, ibu dan calon istriku ( gue dan adik tdk diperbolehkan ikut oleh bapak krn dah capek ) jam 02-30 dini hari akhirnya semua keluarga q dapat dievakuasi dengan selamat. Singkat cerita banjir mengenangi desa TEMU, selama 7 hari. Selama 7 hari baru air surut hingga mata kaki...dan alhamdulillah Akad nikah kami berjalan dengan lancar,yg dilaksanakan di masjid mantob dengan sederhana karena msh dalam suasana musibah pada tanggal 3 januari sesuai dengan rencana kami, dan resepsi yg rencana tgl 6 januari gagal dilaksanakan karena mengingat kondisi infrastruktur belum normal. Dan alhamdulillah MP Kami tidak ada masalah, meski resepsi gagal tetapi MP tetap romantis,,,,maju teruz pantang mundur klu masalah satu ini...hheee.hheeee.. hAri- hari sebagai pengantin baru kita habiskan untuk membersihkan rumah paska banjir... Mungkin Alloh SWT punya kendak lain di balik hikmah semua ini. Dan mungkin hikmah dibalik itu Alloh memberikan reski yg begitu besar kepada kami berdua yaitu : Kami dipercaya oleh Alloh SWT memberi kami calon momongan, Istriku di vonis hamil oleh dokter,usia kandungan istriku kini menginjak 4 bulan, Kami berdua memohon doa dari para pembaca smoga anakku lahir dengan selamat,normal, jadi anak sholeh-sholeha, ahli ibadah,pintar,cerdas,lucu dan yj jelas mirip kami berdua.amin??? ( Bersambung )

6 komentar:

Eucalyptus mengatakan...

Rupanya pengantin baru ya?

Teguh Prihattanto mengatakan...

Barokallohulaka wabaroka 'alaika wa jama'a bainakuma fi khoirin ..

alhamdulillah saya juga awal menikah kena musibah kok mas .. :)

motor hilang dan nggak punya perkerjaan sama sekali ..

http://www.deconlabel.com

Indah mengatakan...

semoga...sehat ya calon bayinya..cantik kyk ibunya..cakep kyk bapaknya...sakinah mawadah warohmah...

Elsa mengatakan...

wow, cantik nian Sang Istri... !!!! Selamat yaa.....

rizky mengatakan...

Selamat ya pak..? semoga menjadi keluarga yang mawwad, sakina, dan wahrohmah.. Amin

Besar sekali ya perjuangannya

rrrrrrrrrrrrrrrrrrrr mengatakan...

pakkkkkkkkkkkk nich aq murid bpl yng pualing cantik dewe. anaknya lucumen pak.............. astri bpak jga cantik. semoga menjadi keluarga sakinah mawadah dan warohmah, aminnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.